Rabu, 15 Januari 2014

TANAMAN PEREDAM KEBISINGAN



TANAMAN PEREDAM KEBISINGAN




Peredaman kebisingan dapat dilakukan dengan menanam tanaman berupa
rumput, semak dan pepohonan.
Jenis tumbuhan yang efektif untuk meredam suara ialah yang mempunyai tajuk yang tebal dengan daun yang rindang (Grey dan Deneke, 1978).
Dengan menanam tanaman dengan berbagai strata yang cukup rapat dan tinggi akan dapat mengurangi kebisingan. Dedaunan tanaman dapat menyerap kebisingan sampai 95%. Tanaman selain dapat meredam kebisingan, pada saat tertiup angin dapat menghasilkan suara.


Sebagai salah satu alternatif pemecahan, maka tanaman Jati emas plus
(Tectona grandis L) adalah jawabannya. tanaman ini mempunyai daun yang
lebar dan kehijauan sehingga dapat memberikan rasa sejuk dan indah, serasi
di perkotaan dengan gedung-gedung yang megah dan jalan-jalan yang lebar.
Bunganya yang mulai mekar pada bulan Oktober sampai Mei akan menambah
keasrian dengan keharuman dan keindahan bunganya yang berbentuk malai yang
lebar. Tanaman ini mampu menahan air tanah melalui sistem perakarannya dan
tingkat respirasi yang rendah. Dengan bulu-bulu dan ukuran daun yang sangat
lebar, mampu mengabsorpsi polutan terutama debu dan zat pencemar udara
lainnya.Serta dari segi ekonomis sangat menguntungkan karena hasil kayu
dapat dipanen dalam waktu yang singkat.

Alternatif tanaman lain yaitu Dracaena surculosa Lindl (bambu jepang) Menurut penelitian beberapa ahli pohon bambu memang dikenal sebagai tanaman peredam bising bahkan filosofinya sudah ada berarus-ratus tahun yang lalu di Jepang dan Cina. Pada bambu jepang selain pohon dan daunnya yang rapat dan rimbun, susunan batang-batang bambu yang dapat dianalogkan seperti dinding berkarpet yang mampu meminimalisir suara deru mesin-mesin sehingga sangat ideal meredam suara-suara bising.

Pola peredaman suara tersebut secara fisika merupakan gejala peredaman bunyi dimana bambu memiliki koefisien serap bunyi frekuensi tinggi. Ketika gelombang dengan kecepatan tertentu melalui medium udara lalu terhalang oleh penghalang (bambu) maka ada tiga kemungkinan yang terjadi pada gelombang tersebut yaitu diteruskan, dipantulkan dan diserap. Jika suatu bahan memiliki impedansi yang baik terhadap gelombang yang datang maka gelombang tersebut dapat teredam secara baik. Berasarkan kajian fisika diatas, bambu dapat dijadiakn salah satu alternatif yang dapat meredam kebisingan. Sayangnya masih sedikit sekali pemanfaatan sifat akustik pada bambu ini.


Salah satu tanaman lain yang bisa dijadikan sebagai peredam suara yaitu rumput. Untuk Setiap jenis rumput memiliki tingkat peredaman masing-masing yang berbeda-beda. Contohnya yaitu rumput swiss dan rumput gajah. Untuk membuktikannya yaitu dengan cara menaruh rumput di dalam kaleng, kemudian tutup kaleng tersebut dengan membrane tipis. Ketika selaput tipisnya dipukul-pukul maka dihasilkan suara yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa pada setiap jenis rumput memiliki tingkat peredamannya masing-masing.















Tidak ada komentar:

Posting Komentar